Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 08 Agustus 2010

Rabithah


sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini tlah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu

bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

rapatkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakkal padaMu

hidupkan dengan ma’rifatMu
matikan dalam syahid di jalanMu
Engkaulah pelindung dan pembela

kuatkanlah ikatannya
tegakkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya

terangilah dengan cahyaMu
yang tiada pernah padam
ya Robbi bimbinglah kami…

Baca Selengkapnya.....

Selasa, 03 Agustus 2010

Greenpeace Perangi Facebook

Oregon - Facebook ditentang habis-habisan oleh Greenpeace. Jejaring sosial ternama milik Mark Zuckerberg ini dituding coba menghancurkan bumi dengan menggunakan sumber energi alam kelewat boros untuk operasional situsnya. Aksi penolakan ini didukung 8.000 orang.

Seperti detikINET kutip dari Fox News Channel, Rabu (4/8/2010), kontroversi itu muncul ketika Facebook akan membangun pusat penyimpanan data di negara bagian Oregon, Amerika Serikat (AS).

Rencana ini ditentang Greenpeace karena untuk mengoperasikan pusat data tersebut, Facebook akan menghabiskan pasokan listrik 30 megawatt atau sama seperti kebutuhan listrik 30.000 rumah.

Tak hanya itu saja, untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut akan ada banyak sumber daya alam yang dihambur-hamburkan. Disebutkan, 58% pasokan untuk listrik tersebut berasal dari pembangkit listrik batu bara milik Pacific Corp yang berbasis di Wyoming dan Utah, AS.

Dilansir dari News, pejabat kota Prineville, Oregon, sendiri justru tidak setuju dengan penolakan Greenpeace. Mereka berdalih bahwa dengan pembangunan tersebut, lebih dari 200 lapangan pekerjaan akan terbuka sehingga mengurangi pengangguran.

Negara bagian Oregon memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi, yaitu 16,4% penduduk. Sebelumnya, di kota itu terdapat lima pabrik kayu besar, namun sudah ditutup karena adanya program pembatasan penebangan kayu untuk menjaga lingkungan.

Kota Prinville sengaja dipilih karena memiliki iklim gurun yang tinggi dan dingin pada malam hari, hampir 4 derajat celcius, bahkan selama musim panas. Kondisi dingin akan membuat server tidak cepat panas sehingga penggunaan listrik akan lebih sedikit.

Facebook sendiri membantah Greenpeace, serta mengklaim pembangunan pusat data yang menghabiskan dana US$ 200 juta itu nantinya, akan dibangun dengan standar hijau alias ramah lingkungan.
Sumber : Detik.com
Baca Selengkapnya.....

Kamis, 06 Mei 2010

Firasat

Kota Madinah nan indah, penduduknya aman dan damai walaupun terdiri dari berbagai macam penganut agama,mereka diikat dengan piagam perjanjian Madinah, sebuah perjanjian untuk saling menjaga, menghormati dan memberikan perlindungan.

Siang itu Baginda Rosulullah SAW bertamu ke rumah salah satu penduduk yahudi bani nadhir untuk suatu keperluan. Namun ketika telah sampai ke depan rumah tersebut, hati baginda sangat gelisah, perasaan beliau sangat tidak enak, hati baginda gundah gulana, sehingga langkah kaki begitu berat untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Ada apakah gerangan ?

Baginda Rosulullah SAW akhirnya memutuskan untuk segera bergegas meninggalkan rumah tersebut sebelum tuan rumah datang menghampiri.

Malam sebelum peristiwa itu, sekumpulan tokoh yahudi bani nadhir berencana untuk membunuh Rosulullah SAW dan akan memberikan hadiah yang besar kepada siapa saja yang berhasil melakukannya. Maka tampilah seorang pemuda yahudi bani nadhir yang akan merencanakan pembunuhan terhadap baginda. Pemuda yahudi ini berencana untuk menimpakan batu besar di atas kepala baginda ketika baginda bertamu pada keesokan harinya.

Nsmun ternyata rencana busuk ini dimentahkan oleh Allah SWT

Betapa dukanya hati baginda nabi setelah mengetahui rencana bani nadhir tersebut. duka yang begitu mendalam, karena selama ini Rosulullah SAW bersikap baik terhadap mereka, tidak pernah mengusik mereka, bahkan memberikan perlindungan kepada mereka

Bagindapun akhirnya menemukan jawaban kegelisahan dan kegundahan hatinya ketika berkunjung ke salah satu rumah yahudi bani nadhir waktu itu, ya sebuah jawaban kenapa langkah kaki beliau begitu berat untuk memasuki rumah tersebut, ternyata di atap rumah tersebut telah bersiap seorang pemuda yahudi bani nadhir dengan sebuah batu besar yang akan ditimpakan ke kepala beliau.

peristiwa itulah yang kemudian menjadi asbaabunnuzul turunnya surah Al Hasyr.

itulah firasat yang diturunkan Allah SWT kepada orang - orang yang beriman, sebuah ketajaman perasaan untuk membuka kemunafikan orang - orang disekeliling, walaupun secara tampilan mereka tersenyum di depan kita.

Dalam kehidupan sehari - hari, betapa banyak peristiwa memilukan yang kita alami, seseorang yang selama ini kita percaya, kita cintai, kita bela, dan kita berikan perlindungan, tetapi begitu tega mengkhianati kita dengan merencanakan sesuatu yang tanpa kita ketahui, untuk memberikan kemudharatan kepada kita.

Dan sesungguhnya Allah Maha Besar,ketika kita dekat dengan-Nya, Allah SWT akan senantiasa melindungi kita, dan menunjukkan kepada kita selubung yang selama ini ditutupi.
Baca Selengkapnya.....

Minggu, 02 Mei 2010

AKU PERNAH DATANG DAN AKU SANGAT PENURUT"

Adalah Yu Yuan Gadis Kecil Berhati Malaikat, yang berjuang hidup dari
Leukimia Ganas, setelah merasa tidak dapat disembuhkan lagi, ia rela melepaskan segala-galanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan. Sungguh .. tak abis kata2 untuk Yu Yuan.



Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.
Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan.
Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat
pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan
tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik.
Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan
memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar USD 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati".
Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah
saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini". Hari
kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela
melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses
terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu
memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami
pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati".
Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."

Fu Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,……. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat
wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa
membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk sangat tinggi. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah……………" demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 Nov 1996 - 22 Agt 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

Dari berbagai sumber dan diedit seperlunya
Semoga bermanfaat

Rudi Aji Hermawan

Baca Selengkapnya.....

Jadilah Kitab walau Tanpa Judul

KH Hilmi Aminuddin

Kun kitaaban mufiidan bila 'unwaanan, wa laa takun 'unwaanan bila kitaaban. Jadilah kitab yang bermanfaat walaupun tanpa judul. Namun, jangan menjadi judul tanpa kitab.

Pepatah dalam bahasa Arab itu menyiratkan makna yang dalam, terutama menyangkut kondisi bangsa saat ini yang sarat konflik perebutan kekuasaan dan pengabaian amanah oleh pemimpin-pemimpin yang tidak menebar manfaat dengan jabatan dan otoritas yang dimilikinya. Bangsa ini telah kehilangan ruuhul jundiyah, yakni jiwa ksatria. Jundiyah adalah karakter keprajuritan yang di dalamnya terkandung jiwa ksatria sebagaimana diwariskan pejuang dan ulama bangsa ini saat perjuangan kemerdekaan.


Semangat perjuangan (hamasah jundiyah) adalah semangat untuk berperan dan bukan semangat untuk mengejar jabatan, posisi, dan gelar-gelar duniawi lainnya (hamasah manshabiyah). Saat ini, jiwa ksatria itu makin menghilang. Sebaliknya, muncul jiwa-jiwa kerdil dan pengecut yang menginginkan otoritas, kekuasaan, dan jabatan, tetapi tidak mau bertanggung jawab, apalagi berkurban. Yang terjadi adalah perebutan jabatan, baik di partai politik, ormas, maupun pemerintahan. Orang berlomba-lomba mengikuti persaingan untuk mendapatkan jabatan, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya, di negeri ini banyak orang memiliki "judul", baik judul akademis, judul keagamaan, judul kemiliteran, maupun judul birokratis, yang tanpa makna. Ada judulnya, tetapi tanpa substansi, tanpa isi, dan tanpa roh.

Padahal, ada kisah-kisah indah dan heroik berbagai bangsa di dunia. Misalnya, dalam Sirah Shahabah, disebutkan bahwa Said bin Zaid pernah menolak amanah menjadi gubernur di Himsh (Syria). Hal ini membuat Umar bin Khattab RA mencengkeram leher gamisnya seraya menghardiknya, "Celaka kau, Said! Kau berikan beban yang berat di pundakku dan kau menolak membantuku." Baru kemudian, dengan berat hati, Said bin Zaid mau menjadi gubernur.

Ada lagi kisah lain, yaitu Umar bin Khattab memberhentikan Khalid bin Walid pada saat memimpin perang. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengultusan kepada sosok panglima yang selalu berhasil memenangkan pertempuran ini. Khalid menerimanya dengan ikhlas. Dengan singkat, ia berujar, "Aku berperang karena Allah dan bukan karena Umar atau jabatanku sebagai panglima." Ia pun tetap berperang sebagai seorang prajurit biasa. Khalid dicopot "judul"-nya sebagai panglima perang. Namun, ia tetap membuat "kitab" dan membantu menorehkan kemenangan.

Ibrah yang bisa dipetik dari kisah-kisah tersebut adalah janganlah menjadi judul tanpa kitab; memiliki pangkat, tetapi tidak menuai manfaat. Maka, ruuhul jundiyah atau jiwa ksatria yang penuh pengorbanan harus dihadirkan kembali di tengah bangsa ini sehingga tidak timbul hubbul manaashib, yaitu cinta kepada kepangkatan, jabatan-jabatan, bahkan munafasah 'alal manashib, berlomba-lomba untuk meraih jabatan-jabatan. Semoga

Sumber : www.republika.co.id

Baca Selengkapnya.....

Senin, 26 April 2010

Sisi Kelam Fenomena Facebook


Sarah Richardson hanya mengganti profil Facebooknya dari “menikah” menjadi “lajang”. Tindakan yang terlihat biasa ini akhirnya berujung petaka. Inilah sisi kelam Facebook.
Sarah pindah ke rumah orangtuanya dan menceritakan butuh sesuatu yang berbeda. Setelah pernikahannya berakhir, Sarah kemudian menggunakan situs Facebook untuk memberi tahu para sahabatnya bahwa ia telah memasuki tahapan baru dalam kehidupannya.


Namun pada Mei 2008, suaminya menikam Sarah hingga meninggal. Kasus ini bukan yang pertama ataupun yang terakhir, sebagai alarm peringatan bahaya potensial dari keterbukaan di situs jejaring sosial.
Sebelumnya, di South Yorkshire ibu dua orang anak, Tracey Grinhaff telah dibunuh suaminya yang cemburu karena menggunakan Facebook untuk mengumumkan berakhirnya pernikahan mereka.

Seorang perempuan yang bekerja sebagai akuntan, Camille Mathurasingh, 27 tahun tewas setelah mantan pacarnya, Paul Briston melihat foto dirinya di Facebook dengan lelaki lain. Briston marah besar dan ia terbang sejauh 6.500 km dari Trinidad ke Inggris untuk menikam mantannya itu sebanyak 20 kali.
Mathurasingh telah mencoba menjelaskan secara lembut kepada Bristol yang berusia 25 tahun, serta merahasiakan hubungan barunya. Namun rahasia tersebut terbongkar via online.

Facebook mengungkapkan ada sekitar 700 juta perbaruan di situs tersebut setiap harinya. Dan 400 juta pengguna bertukaran foto, mengirim pesan, berhubungan dengan teman, serta mengubah profil mereka.
Namun, tidak semua orang memilah teman. Satu dari penelitian di Inggris menemukan 85% perempuan berhubungan dengan orang asing melalui Facebook.
Matthew Myron, pemimpin dari penelitian privasi online itu menemukan bahwa pengguna akan terjebak dalam apa yang disebut “pembunuhan sosial” jika tidak menahan diri dalam mengungkapkan detail pribadi mereka.

Pihak Facebook berargumentasi dalam aturan kebijakannya pengguna dapat melaporkan penyalahgunaan sebagai cara terbaik untuk menangani masalah. Tapi kritikus mengatakan Facebook tetap memiliki tanggung jawab untuk melindungi masyarakat.
Masyarakat Inggris juga didesak menonaktifkan akun Facebook sebagai bentuk protes, selama tidak memberikan beberapa kontrol. Hal itu setelah munculnya kasus Ashleigh Hall 17 tahun yang tewas karena terpikat pemerkosa Peter Chapham, yang berpura-pura sebagai remaja di Facebook.

Akun Facebook dari siswa perempuan, Aliza Mirza juga menjadi cerita buruk setelah dirinya dibunuh dengan ditikam di London bulan lalu. Dia dilaporkan bertemu dengan mantan pacarnya yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu di situs internet. Ia menyembunyikan hubungannya dari orangtuanya yang Muslim dan memiliki aturan ketat.
Anggota situs Facebook telah menunjukkan peningkatan dalam jumlah yang berurusan dengan pihak berwenang. Berdasarkan data dari polisi Nottingham di Inggris, tindakan kriminal yang berhubungan dengan Facebook telah meningkat dari 13 kasus pada April 2008 hingga Maret 2009, menjadi 58 kasus dalam kurun 11 bulan.

Keeley Houghton, 18 tahun, menjadi orang pertama di Inggris yang dipenjara karena menggertak orang lain lewat situs jejaring sosial tahun lalu setelah dia memposting kalimat, termasuk “Keeley akan membunuh perempuan murahan itu”. Keeley kemudian dipenjara selama 3 bulan. [mdr]
Sumber : www. Inilah.com

Baca Selengkapnya.....

Rabu, 14 April 2010

"Tie A Yellow Ribbon Arround The Old Oak Tree"

Sebuah kisah kiriman seorang teman, semoga bisa menginspirasi kita semua.

Alkisah di tahun 1971, tertulis di koran New York Post perihal kisah nyata kesetiaan, kesabaran, dan kebaikan hati seorang wanita Amerika yang sangat cantik dan baik hati. Si suami, bukanlah suami dan Bapak yg baik. Suka pulang malam mabuk dan menganiaya isterinya, hingga pada suatu hari dia pergi tanpa pamit mencari peruntungan lain SETELAH mencuri uang tabungan si isteri

Berkelanalah dia dengan hidup semau gue yg penuh dg kesenangan sex, alkohol, judi, sehingga ludeslah uang yang dia punya. Akhirnya dia berubah menjadi seorang kriminal yg memalsukan cek dan kejahatan keuangan lainnya. Apes menimpanya dan tertangkap polisi. Di depan hukum dia mesti mempertanggungjawab kan perbuatannya, dan masuk penjara 3 tahun. Selama menjalani hukuman, dia rupanya sangat menyesali perbuatannya, dan di akhir hari pembebasannya dia menulis surat kepada isterinya mohon untuk dapat kembali bersama keluarga yg selama ini ditelantarkannya. Dia masih mencintai anak isterinya.
>
> Di dalam tulisannya dia menulis, hendaknya permohonan ini tidaklah menjadi beban hidupnya, serta tidak perlu isteri mengucapkannya, tetapi cukup memberi tanda di sebatang pohon oak besar di taman kota dengan seuntai pita kuning apabila dia berkenan menerimanya kembali. Apabila saat lewat tidak ada tanda itu, maka dia cukup mengerti dan hendak pergi jauh serta tidak akan pernah lagi mengganggu kehidupan anak isterinya itu. Saat hari pembebasan tiba, dia naik bus menuju kota itu, dan di dalam perjalannya dia sampaikan kepada penumpang yg lain kisah hidupnya. Rupanya dia tidak sanggup untuk tidak melihat pita itu, sehingga dia sangat cemas dan berkeringat dingin. Penumpang bus yg simpati berteriak kepada supir agar bergerak perlahan sambil melihat apakah ada pita kuning di pohon oak besar itu. Tapi apa yang terjadi.... ternyata tidak ada satu pita kuning yang terikat di oak besar itu....melainkan ratusan pita kuning terikat dan terjuntai di ranting dan dahan. Seketika menangislah pria itu. Dipapah oleh para penumpang bus karena tidak sanggup menahan haru, disana tampak menunggu anak isterinya setelah sekian lama berpisah dengan kesabaran, kesetiaan, dan kebaikan hati memaafkan kesalahan pria itu. Kisah ini oleh sopir bus tadi disampaikan kepada media new york post dan dimuat tahun 1971. Rupanya kisah ini mengilhami pengarang lagu sehingga lahirlah lagu "Tie A Yellow Ribbon Arround The Old Oak Tree". Lagu ini direlease pada Februari 1973 dan 2 bulan kemudian pada April 1973, lagu ini menjadi langsung menjadi hits di Amerika.
Kebaikan hati wanita Amerika yang berpendidikan, cantik, setia serta sabar luar biasa. Hidup berbahagialah mereka hingga saat ini.

Memang diciptakannya manusia berpasangan dg jenis laki2 dan perempuan salah satunya adalah melengkapi dan satu sama lain berkecenderungan sehingga karenanya menimbulkan ketenteraman lahir dan batin.

(Dari berbagai sumber, dan diedit seperlunya).

Rudi Aji Hermawan

Baca Selengkapnya.....

Jumat, 09 April 2010

Mistar


Kuliah siang ini adalah kuliah yang menarik, karena pengajarnya adalah salah satu dosen favorit saya. Beliau adalah seorang profesor, berpenampilan sederhana dan kata - katanya sering menyentil murid - muridnya.

" Apakah kalian tahu apakah artinya "Master" ?," kata sang profesor. Pertanyaan yang begitu menggelitik, terutama bagi kami yang katanya calon master. Tak seorangpun dari kami menjawab, mungkin karena takut salah."Master itu berasal dari bahasa Belanda " Mistar" yang berarti penggaris (bener nih prof?). Sambil mengelap mukanya sang profesor meneruskan. "Kalau kalian nanti menjadi master, kalian harus memposisikan diri kalian seperti penggaris". Maksudnya ?. " Seorang master harus bisa menggaris lurus antara perkataan,hati, dan perbuatan, kalau kalian tidak bisa maka jangan menjadi master !".
Glek ! saya terhenyak. dalam sekali kata - kata profesor ini.
"Menjadi master bukan sekedar gelar, menjadi master menuntut kalian menjadi contoh di masyarakat !". Kata sang profesor
Kata - katanya bak palu godam menghantam saya.

Special thanks to : Prof DR. Apollo Daito
Baca Selengkapnya.....

Rabu, 07 April 2010

Mutiara


Kami sekeluarga mempunyai acara favorit yaitu "toloong!" yang disajikan di salah satu televisi swasta. Acara ini bagi kami sangat menarik dibandingkan acara reality show lainnya, karena acara ini mencari "orang - orang langka" yang bersedia membantu dengan ikhlas orang - orang yang membutuhkan.

Dengan berdebar - debar penonton diajak untuk melihat siapakah gerangan orang - orang yang bersedia membantu, dan dari berbagai episode ternyata orang - orang yang bersedia membantu adalah "orang-orang kecil" alias wong cilik.

Mereka adalah orang - orang kecil yang mengais rejeki di tengah - tengah rimba belantara egoisme dan hedonisme modern. Mereka adalah tukang tambal ban, tukang kuli panggul, tukang jual terompet, tukang jual es.
Ternyata "mutiara-mutiara hati" itu tersimpan di dalam diri mereka, bukan berada di orang lain.

Saya jadi teringat sebuah hadist nabi di mana dikisahkan seorang pelacur yang yang bersedia memberi minum kepada seekor anjing yang kehausan dengan sepatunya, Allah SWT mengampuni dosa - dosanya dan menganugerahkan baginya surga.
Dan juga nasehat seorang rekan yang mengatakan bahwa bahwa masuknya surga seorang hamba Allah SWT bukan karena amal ibadahnya tetapi karena kasih sayang Allah SWT.

Kasih sayang Allah SWT muncul karena di dalam hati mereka masih ada "mutiara" walaupun mereka orang kecil dan bahkan terhina.
Perbuatan seseorang yang mungkin dianggap sepele oleh manusia, tetapi ternyata adalah sesuatu yang besar di sisi Allah SWT.

dan hari ini, di sekitar kita, masih banyak sarana untuk mendapatkan kasih sayang Allah itu.
Baca Selengkapnya.....

Kamis, 25 Maret 2010

Survival


"Semua isi tas dikeluarkan !" teriakan instruktur mengagetkan peserta di tengah kelelahan yang mendera." Tidak ada lagi makanan dan air minum di dalam tas !". Tidak puas dengan hanya memberikan instruksi,instruktur melakukan sweeping ke dalam tas peserta untuk memastikan tidak ada bahan makanan dan air di dalam tas peserta. Saya tertawa geli ketika instruktur masih menemukan sebotol minyak tanah di tas salah satu peserta. Angkatan kami masih lebih baik, pada angkatan sebelumnya instruktur masih menemukan coklat di kaus kaki peserta, hehe...
Inilah saatnya yang ditunggu - tunggu, kami akan melakukan survival di tengah hutan dengan tanpa bekal makanan dan minuman apapun. Peserta hanya boleh boleh membawa botol air minum kosong, ponco, matras, korek api,pisau dan senter

Grup kamipun bergerak perlahan memasuki hutan di wilayah Anyer, Banten. Matahari bersinar dengan terik, rasa haus mulai terasa. Mata kami bergerak memantau kondisi di perjalanan barangkali ada sumber air atau bahan makanan yang bisa dimanfaatkan.
Tetapi ternyata tetap tidak ada, yang bisa dimanfaatkan hanyalah pohon melinjo, itupun buahnya sudah disapu bersih oleh grup lain yang berjalan terlebih dulu.
Kabar baik datang dari teman paling depan, "ada sungai !". Alhamdulillah minimal ada air yang membuat kami bisa bertahan. Bayangan sungai dengan air pegunungan yang sejuk dan melimpah,sirna. Ternyata yang dimaksud dengan sungai adalah jalur air dengan lebar tak lebih sebesar selokan dengan air yang mengalir tipis sekali, sehingga ketika teman yang didepan mengambil air, teman yang belakang tidak bisa mengambil karena airnya berubah keruh. Sayapun hanya mampu mengambil seperembapt botol air mineral ukuran 1 liter, karena perjalanan harus tetap berlanjut.
Akhirnya grup kamipun diperintahkan untuk istirahat dan membuat bivak personal dengan jarak minimal 10 meter dari peserta lainnya.Saya pun bergerak untuk mulai membuat bivak, membabat semak belukar dengan pisau, mengikat ponco untuk peneduh,memasang matras dan menebar garam untuk mencegah hewan melata.
Tak terbayangkan harus bertahan selama sehari semalam dengan air seperempat botol.Setelah selesai membuat bivak,tayamum, sholat dhuhur berjamaah, kamipun bergerak untuk mencari "makan siang".
Rupanya "menu" makan siang bervariasi. Ada seorang teman yang berhasil mendapatkan belalang, dan langsung disantap, katanya rasanya gurih begitu .Ada dua orang teman kami yang berbagi cacing tanah, hemm, lezat. Sementara saya masih menahan diri untuk tidak mengkonsumsi "protein hewani" tersebut, saya yakin masih ada protein nabati yang lebih menggairahkan untuk dimakan.
" Rambutan - rambutan !" teriak ketua regu. Anggota regu terkejut gembira. mendengar itu rasanya seperti seorang anak yang menemukan ibunya, seorang buta yang medapatkan tongkat, PNS pada tanggal muda. Ketua regu membawa seikat rambutan dan alhamdulillah buat makan siang pembuka. " Dapat dari mana ? tanya kami. Ada pohon rambutan kurang lebih 3 km dari tempat kami membuat bivak. Akhirnya kamipun mengirimkan ekspedisi laksamana chengho untuk berburu rambutan di tempat tersebut.
Ada gula ada semut. Grup lain ternyata telah bergelantungan di atas pohon rambutan. grup kami yang datang belakangan akhirnya harus rela menerima pembagian harta ghanimah secukupnya.
Sesampainya di bivak, ternyata teman - teman sudah mendapatkan berbagai macam menu makan siang. Ada singkong hutan, melinjo, pepaya mengkal, pisang muda (kalau dapatnya dari kebun mungkin akan dimarahi oleh yang punya karena belum layak makan) dan aha Kelapa Muda !
Rupanya survival yang salah tempat !
Ada kebahagian yang kami alami ketika berhasil membakar singkong hutan, melinjo dan pisang muda. ternyata makanan tersebut menjadi menu yang lebih lezat dari restoran jepang, makanan cepat saji dan dan bakso kesukaan saya.
Makanan - makanan tersebut menjadi luar biasa bagi kami, kalau dalam kondisi normal mungkin melirikpun tidak, tetapi ketika kondisi seperti ini menjadi anugerah yang sangat disyukuri.
Akhirnya kamipun menjadi lebih bersyukur terhadap apa yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa kepada kami.
Saudaraku, ternyata kesyukuran itu akan muncul justeru ketika kita mencoba menengok ke bawah, merasakan penderitaan orang lain yang kurang beruntung, dan saat itu akan muncul sikap qona'ah (merasa proporsionl dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT Kepada kita). Sikap itulah yang akan memberikan ketenangan dalam hati kita dan memandang dunia ini dengan wajar, sebagai sesuatu yang kelak akan berakhir...
Selamat mencoba



Baca Selengkapnya.....

ShoutMix chat widget