Senin, 26 April 2010
Sisi Kelam Fenomena Facebook
Sarah Richardson hanya mengganti profil Facebooknya dari “menikah” menjadi “lajang”. Tindakan yang terlihat biasa ini akhirnya berujung petaka. Inilah sisi kelam Facebook.
Sarah pindah ke rumah orangtuanya dan menceritakan butuh sesuatu yang berbeda. Setelah pernikahannya berakhir, Sarah kemudian menggunakan situs Facebook untuk memberi tahu para sahabatnya bahwa ia telah memasuki tahapan baru dalam kehidupannya.
Namun pada Mei 2008, suaminya menikam Sarah hingga meninggal. Kasus ini bukan yang pertama ataupun yang terakhir, sebagai alarm peringatan bahaya potensial dari keterbukaan di situs jejaring sosial.
Sebelumnya, di South Yorkshire ibu dua orang anak, Tracey Grinhaff telah dibunuh suaminya yang cemburu karena menggunakan Facebook untuk mengumumkan berakhirnya pernikahan mereka.
Seorang perempuan yang bekerja sebagai akuntan, Camille Mathurasingh, 27 tahun tewas setelah mantan pacarnya, Paul Briston melihat foto dirinya di Facebook dengan lelaki lain. Briston marah besar dan ia terbang sejauh 6.500 km dari Trinidad ke Inggris untuk menikam mantannya itu sebanyak 20 kali.
Mathurasingh telah mencoba menjelaskan secara lembut kepada Bristol yang berusia 25 tahun, serta merahasiakan hubungan barunya. Namun rahasia tersebut terbongkar via online.
Facebook mengungkapkan ada sekitar 700 juta perbaruan di situs tersebut setiap harinya. Dan 400 juta pengguna bertukaran foto, mengirim pesan, berhubungan dengan teman, serta mengubah profil mereka.
Namun, tidak semua orang memilah teman. Satu dari penelitian di Inggris menemukan 85% perempuan berhubungan dengan orang asing melalui Facebook.
Matthew Myron, pemimpin dari penelitian privasi online itu menemukan bahwa pengguna akan terjebak dalam apa yang disebut “pembunuhan sosial” jika tidak menahan diri dalam mengungkapkan detail pribadi mereka.
Pihak Facebook berargumentasi dalam aturan kebijakannya pengguna dapat melaporkan penyalahgunaan sebagai cara terbaik untuk menangani masalah. Tapi kritikus mengatakan Facebook tetap memiliki tanggung jawab untuk melindungi masyarakat.
Masyarakat Inggris juga didesak menonaktifkan akun Facebook sebagai bentuk protes, selama tidak memberikan beberapa kontrol. Hal itu setelah munculnya kasus Ashleigh Hall 17 tahun yang tewas karena terpikat pemerkosa Peter Chapham, yang berpura-pura sebagai remaja di Facebook.
Akun Facebook dari siswa perempuan, Aliza Mirza juga menjadi cerita buruk setelah dirinya dibunuh dengan ditikam di London bulan lalu. Dia dilaporkan bertemu dengan mantan pacarnya yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu di situs internet. Ia menyembunyikan hubungannya dari orangtuanya yang Muslim dan memiliki aturan ketat.
Anggota situs Facebook telah menunjukkan peningkatan dalam jumlah yang berurusan dengan pihak berwenang. Berdasarkan data dari polisi Nottingham di Inggris, tindakan kriminal yang berhubungan dengan Facebook telah meningkat dari 13 kasus pada April 2008 hingga Maret 2009, menjadi 58 kasus dalam kurun 11 bulan.
Keeley Houghton, 18 tahun, menjadi orang pertama di Inggris yang dipenjara karena menggertak orang lain lewat situs jejaring sosial tahun lalu setelah dia memposting kalimat, termasuk “Keeley akan membunuh perempuan murahan itu”. Keeley kemudian dipenjara selama 3 bulan. [mdr]
Sumber : www. Inilah.com
Baca Selengkapnya.....
Rabu, 14 April 2010
"Tie A Yellow Ribbon Arround The Old Oak Tree"
Sebuah kisah kiriman seorang teman, semoga bisa menginspirasi kita semua.
Alkisah di tahun 1971, tertulis di koran New York Post perihal kisah nyata kesetiaan, kesabaran, dan kebaikan hati seorang wanita Amerika yang sangat cantik dan baik hati. Si suami, bukanlah suami dan Bapak yg baik. Suka pulang malam mabuk dan menganiaya isterinya, hingga pada suatu hari dia pergi tanpa pamit mencari peruntungan lain SETELAH mencuri uang tabungan si isteri
Berkelanalah dia dengan hidup semau gue yg penuh dg kesenangan sex, alkohol, judi, sehingga ludeslah uang yang dia punya. Akhirnya dia berubah menjadi seorang kriminal yg memalsukan cek dan kejahatan keuangan lainnya. Apes menimpanya dan tertangkap polisi. Di depan hukum dia mesti mempertanggungjawab kan perbuatannya, dan masuk penjara 3 tahun. Selama menjalani hukuman, dia rupanya sangat menyesali perbuatannya, dan di akhir hari pembebasannya dia menulis surat kepada isterinya mohon untuk dapat kembali bersama keluarga yg selama ini ditelantarkannya. Dia masih mencintai anak isterinya.
>
> Di dalam tulisannya dia menulis, hendaknya permohonan ini tidaklah menjadi beban hidupnya, serta tidak perlu isteri mengucapkannya, tetapi cukup memberi tanda di sebatang pohon oak besar di taman kota dengan seuntai pita kuning apabila dia berkenan menerimanya kembali. Apabila saat lewat tidak ada tanda itu, maka dia cukup mengerti dan hendak pergi jauh serta tidak akan pernah lagi mengganggu kehidupan anak isterinya itu. Saat hari pembebasan tiba, dia naik bus menuju kota itu, dan di dalam perjalannya dia sampaikan kepada penumpang yg lain kisah hidupnya. Rupanya dia tidak sanggup untuk tidak melihat pita itu, sehingga dia sangat cemas dan berkeringat dingin. Penumpang bus yg simpati berteriak kepada supir agar bergerak perlahan sambil melihat apakah ada pita kuning di pohon oak besar itu. Tapi apa yang terjadi.... ternyata tidak ada satu pita kuning yang terikat di oak besar itu....melainkan ratusan pita kuning terikat dan terjuntai di ranting dan dahan. Seketika menangislah pria itu. Dipapah oleh para penumpang bus karena tidak sanggup menahan haru, disana tampak menunggu anak isterinya setelah sekian lama berpisah dengan kesabaran, kesetiaan, dan kebaikan hati memaafkan kesalahan pria itu. Kisah ini oleh sopir bus tadi disampaikan kepada media new york post dan dimuat tahun 1971. Rupanya kisah ini mengilhami pengarang lagu sehingga lahirlah lagu "Tie A Yellow Ribbon Arround The Old Oak Tree". Lagu ini direlease pada Februari 1973 dan 2 bulan kemudian pada April 1973, lagu ini menjadi langsung menjadi hits di Amerika.
Kebaikan hati wanita Amerika yang berpendidikan, cantik, setia serta sabar luar biasa. Hidup berbahagialah mereka hingga saat ini.
Memang diciptakannya manusia berpasangan dg jenis laki2 dan perempuan salah satunya adalah melengkapi dan satu sama lain berkecenderungan sehingga karenanya menimbulkan ketenteraman lahir dan batin.
(Dari berbagai sumber, dan diedit seperlunya).
Rudi Aji Hermawan
Baca Selengkapnya.....
Alkisah di tahun 1971, tertulis di koran New York Post perihal kisah nyata kesetiaan, kesabaran, dan kebaikan hati seorang wanita Amerika yang sangat cantik dan baik hati. Si suami, bukanlah suami dan Bapak yg baik. Suka pulang malam mabuk dan menganiaya isterinya, hingga pada suatu hari dia pergi tanpa pamit mencari peruntungan lain SETELAH mencuri uang tabungan si isteri
Berkelanalah dia dengan hidup semau gue yg penuh dg kesenangan sex, alkohol, judi, sehingga ludeslah uang yang dia punya. Akhirnya dia berubah menjadi seorang kriminal yg memalsukan cek dan kejahatan keuangan lainnya. Apes menimpanya dan tertangkap polisi. Di depan hukum dia mesti mempertanggungjawab kan perbuatannya, dan masuk penjara 3 tahun. Selama menjalani hukuman, dia rupanya sangat menyesali perbuatannya, dan di akhir hari pembebasannya dia menulis surat kepada isterinya mohon untuk dapat kembali bersama keluarga yg selama ini ditelantarkannya. Dia masih mencintai anak isterinya.
>
> Di dalam tulisannya dia menulis, hendaknya permohonan ini tidaklah menjadi beban hidupnya, serta tidak perlu isteri mengucapkannya, tetapi cukup memberi tanda di sebatang pohon oak besar di taman kota dengan seuntai pita kuning apabila dia berkenan menerimanya kembali. Apabila saat lewat tidak ada tanda itu, maka dia cukup mengerti dan hendak pergi jauh serta tidak akan pernah lagi mengganggu kehidupan anak isterinya itu. Saat hari pembebasan tiba, dia naik bus menuju kota itu, dan di dalam perjalannya dia sampaikan kepada penumpang yg lain kisah hidupnya. Rupanya dia tidak sanggup untuk tidak melihat pita itu, sehingga dia sangat cemas dan berkeringat dingin. Penumpang bus yg simpati berteriak kepada supir agar bergerak perlahan sambil melihat apakah ada pita kuning di pohon oak besar itu. Tapi apa yang terjadi.... ternyata tidak ada satu pita kuning yang terikat di oak besar itu....melainkan ratusan pita kuning terikat dan terjuntai di ranting dan dahan. Seketika menangislah pria itu. Dipapah oleh para penumpang bus karena tidak sanggup menahan haru, disana tampak menunggu anak isterinya setelah sekian lama berpisah dengan kesabaran, kesetiaan, dan kebaikan hati memaafkan kesalahan pria itu. Kisah ini oleh sopir bus tadi disampaikan kepada media new york post dan dimuat tahun 1971. Rupanya kisah ini mengilhami pengarang lagu sehingga lahirlah lagu "Tie A Yellow Ribbon Arround The Old Oak Tree". Lagu ini direlease pada Februari 1973 dan 2 bulan kemudian pada April 1973, lagu ini menjadi langsung menjadi hits di Amerika.
Kebaikan hati wanita Amerika yang berpendidikan, cantik, setia serta sabar luar biasa. Hidup berbahagialah mereka hingga saat ini.
Memang diciptakannya manusia berpasangan dg jenis laki2 dan perempuan salah satunya adalah melengkapi dan satu sama lain berkecenderungan sehingga karenanya menimbulkan ketenteraman lahir dan batin.
(Dari berbagai sumber, dan diedit seperlunya).
Rudi Aji Hermawan
Baca Selengkapnya.....
Jumat, 09 April 2010
Mistar
Kuliah siang ini adalah kuliah yang menarik, karena pengajarnya adalah salah satu dosen favorit saya. Beliau adalah seorang profesor, berpenampilan sederhana dan kata - katanya sering menyentil murid - muridnya.
" Apakah kalian tahu apakah artinya "Master" ?," kata sang profesor. Pertanyaan yang begitu menggelitik, terutama bagi kami yang katanya calon master. Tak seorangpun dari kami menjawab, mungkin karena takut salah."Master itu berasal dari bahasa Belanda " Mistar" yang berarti penggaris (bener nih prof?). Sambil mengelap mukanya sang profesor meneruskan. "Kalau kalian nanti menjadi master, kalian harus memposisikan diri kalian seperti penggaris". Maksudnya ?. " Seorang master harus bisa menggaris lurus antara perkataan,hati, dan perbuatan, kalau kalian tidak bisa maka jangan menjadi master !".
Glek ! saya terhenyak. dalam sekali kata - kata profesor ini.
"Menjadi master bukan sekedar gelar, menjadi master menuntut kalian menjadi contoh di masyarakat !". Kata sang profesor
Kata - katanya bak palu godam menghantam saya.
Special thanks to : Prof DR. Apollo Daito
Baca Selengkapnya.....
Rabu, 07 April 2010
Mutiara
Kami sekeluarga mempunyai acara favorit yaitu "toloong!" yang disajikan di salah satu televisi swasta. Acara ini bagi kami sangat menarik dibandingkan acara reality show lainnya, karena acara ini mencari "orang - orang langka" yang bersedia membantu dengan ikhlas orang - orang yang membutuhkan.
Dengan berdebar - debar penonton diajak untuk melihat siapakah gerangan orang - orang yang bersedia membantu, dan dari berbagai episode ternyata orang - orang yang bersedia membantu adalah "orang-orang kecil" alias wong cilik.
Mereka adalah orang - orang kecil yang mengais rejeki di tengah - tengah rimba belantara egoisme dan hedonisme modern. Mereka adalah tukang tambal ban, tukang kuli panggul, tukang jual terompet, tukang jual es.
Ternyata "mutiara-mutiara hati" itu tersimpan di dalam diri mereka, bukan berada di orang lain.
Saya jadi teringat sebuah hadist nabi di mana dikisahkan seorang pelacur yang yang bersedia memberi minum kepada seekor anjing yang kehausan dengan sepatunya, Allah SWT mengampuni dosa - dosanya dan menganugerahkan baginya surga.
Dan juga nasehat seorang rekan yang mengatakan bahwa bahwa masuknya surga seorang hamba Allah SWT bukan karena amal ibadahnya tetapi karena kasih sayang Allah SWT.
Kasih sayang Allah SWT muncul karena di dalam hati mereka masih ada "mutiara" walaupun mereka orang kecil dan bahkan terhina.
Perbuatan seseorang yang mungkin dianggap sepele oleh manusia, tetapi ternyata adalah sesuatu yang besar di sisi Allah SWT.
dan hari ini, di sekitar kita, masih banyak sarana untuk mendapatkan kasih sayang Allah itu.
Baca Selengkapnya.....
Langganan:
Postingan (Atom)