Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 10 April 2009

Paradoks Pelayanan

Siang itu pasca dinas luar dari Bandung, saya menyempatkan diri untuk mengurus penambahan daya listrik rumah kami, kebetulan rumah kami berada dalam area pelayanan PLN Bintaro Jakarta Selatan. Pukul 2 siang, tepat ketika saya memasuki pintu ruangan kantor pelayanan. Lho kok sepi ? ternyata ada bacaan "istirahat" di depan counter pelayanan. Jam segini masih istirahat ?


Tidak sampai 15 menit acara istirahat usai, terlihat beberapa pelanggan sudah menunggu tanpa sistem antrian, karena mesin antrian rusak, jadi kami harus saling mengingat urutan kedatangan supaya tidak terjadi perselisihan.
Petugas counter sudah siap melayani pelanggan. Ada tiga orang mbak2 dengan penampilan dan wajah di atas rata - rata, tetapi ada satu hal yang aneh, ketiganya tidak pernah tersenyum dan cenderung cemberut ketika melayani pelanggan.
ada apakah gerangan ? Ah mungkin mbak2 itu kecapekan kali dalam hati saya.
Akhirnya giliran saya ke counter pelayanan, dan memang benar mbak2 yang dicounter pelayanan itu : Tanpa tersenyum, ketus, cuek , Ampun deh !
Hari gini masih ada model pelayanan kayak gini ?

Setelah urusan selesai, saya diminta untuk memproses transaksi pembayaran ke Bank swasta yang kebetulan letaknya di sebelah kantor pelayanan PLN.
Letak bank tersebut masih dalam lingkungan kantor PLN, jadi saya tidak perlu pake kendaraan dan cukup dengan jalan kaki. Males juga sih kalau lihat model pelayanan PLN, jangan - jangan Banknya juga sama nih.

Begitu sampai di depan Bank, saya langsung disambut dengan sapaan petugas keamanan, Silahkan masuk pak, sambil dibukakan pintu. Antrian tampak rapi, petugas teller melayani pelanggan dengan ramah, murah senyum walaupun dari sisi wajah tidak sebening petugas counter PLN,prosesnyapun cepat sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lama- lama.

Paradoks,apakah karena PLN satu- satunya perusahaan yang menangani listrik kemudian bisa seenaknya saja memberikan pelayanan kepada pelanggan ?

Saya yakin kejadiaan ini banyak dialami oleh pelanggan rumah sakit pemerintah, Puskesmas, pelayanan SIM, STNK, Telkom, PAM, Kereta Api, Kantor Pajak, Kantor Bea Cukai, KPPN, kantor pos dan lain - lain. Kayaknya memang perlu dibuat kompetitor agar instansi tersebut bisa lebih baik.

POM Bensin Pertamina salah satu contohnya, ketika muncul kompetitor dari shell dan petronas, pertamina mulai membenahi diri dengan "pasti pas"nya.

Sudah saatnya pemerintah berani memperbolehkan kompetitor untuk memasuki area yang selama ini dimonopoli oleh BUMN dan instansi pemerintah, supaya BUMN dan instansi pemerintah bisa lebih maju dan kompetitif

Tidak ada komentar:


ShoutMix chat widget