Jumat, 08 April 2011
Syalimah dan Zamzani
Novel Dwilogi Padang Bulan baru saja selesai saya baca, padahal novel itu sudah lama saya beli, mungkin karena sibuk jadi baru khatam sekarang. Novel - novel karya Andrea Hirata banyak menginspirasi kehidupan saya. Tetralogi Laskar Pelangi (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov) dan Dwilogi Padang Bulan (Padang Bulan, Cinta di dalam Gelas). Buku - buku itulah yang mampu membuat pembaca menangis, tertawa , gembira, sedih, bersemangat dalam waktu bersamaan.
Dwilogi Padang Bulan diawali dengan kisah cinta sejati sepasang suami istri Syalimah dan Zamzani, walaupun dalam kondisi yang hidup sederhana mereka mampu menyuburkan cinta mereka sampai ajal menjemput.
Dari buah cinta mereka lahir anak - anak yang tangguh, salah satunya adalah Maryamah Karpov, sang pendulang timah wanita pertama di Belitong. Syalimah dan Zamzani adalah lambang cinta sejati laksana Habibie dan Ainun, mereka dipertemukan Allah SWT, mereka mengarungi biduk rumah tangga, membesarkan anak - anak mereka, saling setia satu sama lain.
Mereka adalah gambaran Indah dalam rumah tangga, tidak semua pasangan suami isteri memiliki keberuntungan seperti mereka.Banyak pasangan mengeluh ketika setelah beberapa lama mereka berumah tangga, mereka tidak mendapatkan apa yang mereka impikan sebelumnya. Selaksa alasan mereka ungkapkan dan sejuta penyesalan mereka sampaikan bahwa karena mereka berumah tangga tidak didasari rasa "cinta". "Cinta" dianggap menjadi biang keladi kegagalan mereka berumah tangga.
Berumahtangga memang tidak semerdu Caravansary-nya kitaro, banyak halangan dan rintangan yang menghadang, semudah itukah kita berputus asa ?
Allah ternyata sangat kasih dengan kita, ketika "cinta" tiada, Allah gantikannya dengan kasih sayang. Kasih sayang merupakan kekuatan terbesar yang mampu meluluh lantakkan dan menjungkir balikkan "cinta". Kasih sayang terhadap isteri dan anak - anak kita, kasih sayang terhadap keluarga merupakan energi terbesar yang mampu menggerakkan kehidupan kita.
Maka sesungguhnya janganlah kita berpus asa dari rahmat Allah, karena cinta sejati kita sesungguhnya hanya pada Allah SWT semata, karena Allah SWT sangat tidak suka jika kita menduakan Cinta-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar