" Ya Allah di malam yang hening ini, di kala kebanyakan makhluk ciptaan-MU terlelap, Hamba-MU yang tidak pantas memohon ini, berasa sangat malu sekali menegadahkan tangan memohon kepada-MU, Ya Rob bukan hamba-MU tidak bersyukur kepada-MU, bukan HambaMU selama ini tidak senantiasa berterima kasih kepada-MU, tetapi Ya Robbi hamba-MU saat ini senantiasa memikirkan ibu Mertua yang sudah sendirian dalam keadaan renta. Kami sekeluarga ingin merawatnya ya Allah, karena ketika ayah mertua wafat, hamba-MU tidak sempat mengantarnya ke peristirahatan yang terakhir. Kami ingin mendampinginya di usianya yang sudah senja. Ya Allah keberadaan jarak yang begitu membentang menjadikan hambatan bagi kami. Makassar dan Jakarta. Jika Engkau berkenan dan atas ijin-MU saya memohon agar bisa pindah tugas ke Jakarta."
Tahajud hanya sekali dan sekali itu saja....
Jumat pasca kegiatan mengajar semingga setelah itu, kepala kantor memberitahukan sebuah kabar bahwa saya di minta untuk menghandiri pelantikan pejabat di Jakarta. Perasaan gembira karena doa terkabul dan sedih karena harus meninggalkan Makassar tercinta beraduk dan bercampur menjadi satu layaknya karedok kesukaan saya.
Saya termenung dan terharu karena begitu cepatnya Allah SWT mengabulkan doa saya hanya dengan tahajud satu kali saja, padahal aib Hamba ini kalau di buka Oleh Allah melebihi Novel tetralogi Laskar Pelangi.
"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80)
Baca Selengkapnya.....
Rabu, 12 November 2008
Langganan:
Postingan (Atom)